Ganjar Nilai Peserta Parlemen Remaja Sangat Kritis
Dalam setiap sesi tanya jawab bisa dipastikan moderator kegiatan Parlemen Remaja akan kewalahan. Dari 132 peserta yang terdiri dari siswa SMA/SMK/MA dari seluruh Indonesia hampir semuanya mengacungkan tangan setelah nara sumber selesai menyampaikan materi. Itu pula yang dialami Wakil Ketua Komisi II DPR RI Ganjar Pranowo.
“Pertanyaan teman-teman tadi sangat kritis, mereka sudah bicara pada tata nilai. Gimana sih kok anggota DPR melanggar susila, kok korupsi, mempertanyakan anggaran kunjungan kerja,” katanya usai jadi pembicara dengan tema Fungsi Pengawasan DPR di Kopo, Jabar, Rabu (7/11/12).
Dalam sesi tanya jawab Khairunnisa siswa SMAN 8 Pekanbaru, Riau mempertanyakan kenapa masih ada anggota dewan yang mengedepankan kepentingan individu, terlibat korupsi. Sementara Hurur Azizah siswa SMAN 1 Kebumen Jateng keberatan dengan kunjungan kerja yang dinilainya hanya menghabiskan anggaran negara. “Apa manfaatnya kunjungan kerja di dalam dan ke luar negeri?”
Kadek Leni siswa SMAN 4 Singaraja menyoroti rencana pembangunan gedung baru DPR serta renovasi toilet. “Saya mendengar di media anggaran renovasi toilet saja mencapai 2 miliar rupiah, kok bisa?” tandasnya. Sedangkan Ammar Muyassar dari SMA Modal Bangsa Aceh menanyakan bagaimana memperbaiki citra dewan yang sudah terlanjur buruk ditengah masyarakat.
Mendapat serangan bertubi-tubi politisi dari Fraksi PDIP ini menjawabnya dengan taktis. Ia menggambarkan pemberitaan media yang melaporkan siswa sekolah menengah menyimpan bocoran ujian UN, bahkan ada siswa tertangkap tangan membuka kunci jawaban yang diberikan gurunya. “Apakah itu berarti semua siswa SMA buruk?” tanyanya.
“Saya yakinkan pada teman-teman tidak semua anggota DPR buruk, kita harus jeli dalam melihat kebijakan media yang terkadang mengedepankan bad news is a good news,” imbuhnya. Ia memaparkan pengalamannya ketika menerima aspirasi 750 orang guru bantu dan karyawan honorer yang sudah puluhan tahun bekerja tapi belum diangkat menjadi PNS. “Menurut saya itu penting, ada 750 orang memperjuangkan nasibnya, tapi satupun tidak ada media yang memberitakan.”
Ganjar juga mengingatkan untuk dapat mendalami persoalan bangsa dengan baik seorang anggota parlemen itu perlu didukung staf ahli yang mumpuni. Ia memberi contoh anggota kongres Amerika yang bahkan didukung 15 orang staf dengan kualifikasi minimal S2. Sementara anggota DPR saat ini hanya didukung 2 tenaga ahli dan 1 sekretaris.
“Ada wacana ingin menambah tenaga ahli tetapi mau ditaruh dimana? Sebagai anggota dewan saya harus berbagi dengan staf dan tumpukan berkas. Teman-teman boleh datang meninjau ruangan saya seperti apa, sekaligus lihat sendiri toilet yang mau direnovasi itu seperti apa,” tantang Ganjar.
Pada bagian lain ia menekankan ditengah beragam suara publik, disitulah parlemen berfungsi sebagai tempat mempertemukan berbagai kepentingan untuk satu tujuan. Disitulah parlemen sebagai zona netral tempat berdebat bukan berkelahi. “Maka rembukan dalam sebuah parlemen sebenarnya itulah bagian dari teori perwakilan yang ada,” imbuhnya.
Usai diskusi Ketua Panitia Pelaksana Parlemen Remaja 2012 Suratno segera menawarkan penyesuaian jadwal kegiatan pada seluruh peserta. “Bagaimana kalau besok kita meninjau ruang kerja anggota DPR?” Tawaran ini mendapat sambutan meriah. “Setuju..” (iky)foto:wy/parle